Tuberkulosis hidung primer

Authors

  • Fitri Heryanti Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
  • Teti Madiadipoera Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
  • Lina Lasminingrum Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
  • Sinta Sari Ratunanda Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

DOI:

https://doi.org/10.32637/orli.v45i1.109

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis (TBC) hidung primer sangat jarang terjadi. Dalam dua dekade terakhir, TBC paru maupun ekstraparu muncul kembali sebagai masalah besar dalam bidang kesehatan di dunia.Penegakkan diagnosis TBC hidung juga tidak mudah baik secara klinis maupun dalam pemeriksaanlaboratorium. Gejala dan tanda klinisnya bervariasi dan tidak spesifik, menyerupai lesi granuloma akibatinfeksi lainnya, non-infeksi, atau keganasan. Tujuan: Kasus ini diajukan untuk  mengingatkan kembalipara dokter umum dan spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher mengenai kasusTBC hidung primer yang jarang dijumpai sehingga tidak terjadi keterlambatan penegakan diagnosisdan penanganan kasus tersebut jika ditemukan lesi granuloma di hidung. Kasus: Dilaporkan satu kasusTBC hidung primer pada pasien perempuan usia 28 tahun. Penatalaksanaan: Pada pasien ini, dilakukanprosedur untuk mendiagnosis TBC hidung primer, kemudian diberikan terapi obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap (KDT)kategori Isesuai panduan nasionaldanWHO,serta larutan pencuci hidung. Kesimpulan:TBC hidung primer harus dipertimbangkan sebagai salah satu diagnosis banding untuk setiap pasien dengan lesi granuloma di daerah kepala dan leher.Diagnosisdinidan penanganan yangtepatdapat menghasilkan kesembuhan total dari penyakit yang jarang ini.
Kata kunci: tuberkulosis hidung, lesi granuloma, obat antituberkulosis.

ABSTRACT
Background:
Primary nasal tuberculosis (TB) is an extremely rare case. In the last two decades, tuberculosis both pulmonary and extrapulmonary reemerged as a major health problem worldwide. Thediagnosis of nasal tuberculosis is also not easy, both clinically and in the laboratory. The symptoms andsigns are various and nonspecific, similar to other granulomatous lesions due to infection, non-infectionand malignancy. This condition may cause treatment delays of the desease. Objective: To remind thegeneral practitioner and otorhinolaryngologist about the primary nasal tuberculosis cases which extremelyrare so there is no delay in the diagnosis and treatment of those cases when granulomatous lesionsappeared in the nose. Case: We reported one case of primary nasal tuberculosis in female patients 28years old. Management: We performed diagnostic procedures to this patient and found primary nasaltuberculosis and the patient was given antituberculosis drugs-fixed dose combination (FDC) categoryI based on national guidelines and WHO as well as nasal wash solution. Conclusion: Primary nasaltuberculosis should be considered as one of differential diagnoses for each patient with unusual lesionsappeared in the head and neck region. Early diagnosis and proper treatment could bring about totalcure of this rare disease.
Keywords: nasal tuberculosis, granulomatous lesion, antituberculosis drugs

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2015-06-30

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>