Jabir deltopektoral pada rekonstruksi diseksi leher radikal: seri kasus berbasis bukti
DOI:
https://doi.org/10.32637/orli.v43i1.16Abstract
Latar belakang: Jabir deltopektoral merupakan salah satu pilihan untuk rekonstruksi defek yang luasakibat tindakan ekstirpasi tumor dan pemberian radioterapi pada keganasan kepala leher. Jabir deltopektoralbukan merupakan pilihan utama dalam rekonstruksi defek kepala leher, namun pada kondisi tertentu, jabirtersebut memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik dibandingkan dengan metode jabir yang lain. Tujuan:Mengingatkan kembali para ahli THT tentang indikasi dan teknik penggunaan jabir deltopektoral pada kasusrekonstruksi defek akibat reseksi tumor dengan telaah sistematis kepustakaan. Kasus: Dilaporkan tiga kasuspenggunaan jabir deltopektoral sebagai penutup defek, satu kasus laki-laki 73 tahun dengan unknown primarytumor dengan penyulit diabetes melitus yang dilakukan tindakan diseksi leher radikal. Dua kasus lain dengandefek akibat stoma rekuren pascalaringektomi total. Penatalaksanaan: Pada ketiga kasus ini dilakukanpenutupan defek menggunakan jabir deltopektoral. Kesimpulan: Pada kondisi pemakaian jabir bebasmerupakan kontraindikasi, adanya keterbatasan fasilitas atau dokter ahli serta kondisi sistemik pasien maka jabirdeltopektoral merupakan salah satu alternatif untuk rekonstruksi defek luas pada daerah kepala leher, sebelumatau sesudah radioterapi.
Kata kunci : jabir deltopektoral, rekonstruksi, defek kepala leher.
ABSTRACT
Background: Deltopectoral flap is one of the options for execessive defect caused by tumor ablation andradioterapy in head and neck cancer. Deltopectoral flap is not the main option in head and neck reconstruction,but in some certain condition, it has a better success rate than other flap techniques. Purpose: To presentevidence based case report in order to broaden otolaryngologists’ knowledge about indications and techniquesof deltopectoral flap in reconstruction of defect caused by tumor resection. Cases: We reported 3 cases ofdeltopectoral flap used as a defect closure, one of them was a man 73 years old who had an unknown primarytumor with diabetic status and had undergone radical neck dissection. Two other cases were patients withdefect caused by postlaryngectomy reccurent stoma. Management: We used deltofectoral flap for closing thedefect our patients. Conclusion: In conditions in which the use of free flaps are contraindicated, limitedinstrumentations or experienced surgeons, and poor systemic condition of the patient, deltopectoral flap can beconsidered as an alternative for reconstruction of wide defect of the neck, either pre or post radiotherapy.
Keywords: deltopectoral flap, reconstruction, head neck defect.