Accuracy of Centor scoring system in diagnosing group a-beta haemolytic streptococcal (GABHS) infection

Authors

  • Niken Lestari Poerbonegoro Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta
  • Joanna Erin Hanrahan Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Indira Amelia Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Viharsyah Aulia Akbar Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Raditya Putra Djohan Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Ika Dwi Mayangsari Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta
  • Dini Widiarni Widodo Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.32637/orli.v52i1.430

Keywords:

Streptococcal, Centor Score, throat culture, diagnosis

Abstract

ABSTRACT
Background: At present, the standard examination for diagnosing streptococcal upper respiratory tract infection is throat culture. As throat culture is time-consuming and relatively expensive, efforts are made to develop certain criteria that will still lead to proper diagnosis and rational use of antibiotics, that is Centor score. Even so, the accuracy of Centor score is still debatable. Purpose: To provide evidence on the accuracy of Centor scoring system compared to throat culture in diagnosing GABHS upper respiratory tract infection. Case Report: A 25-years old male came to primary health care with primary complain of sore throat. Centor score was used to diagnose GABHS infection and as a guide to give antibiotics. Clinical question: “In patients with sore throat, how accurate is the Centor score compared to throat culture in diagnosing Group A Beta-Haemolytic Streptococcal (GABHS) Infection?” Methods: Literature searching was conducted through 4 databases. Critical appraisal based on the Centre of Evidence-Based Medicine (CEBM)-University of Oxford University, Diagnostic Critical Appraisal Sheet and Systematic Review Sheet. Results: All the selected studies were considered valid. They revealed a high specificity, low sensitivity, high negative predictive value (NPV), and low positive predictive value (PPV) in the importance aspect assessment. The Centor scoring system was applicable to our patient. It was available, affordable, and accurate in adult patients, yet less accurate in children. Conclusion: In conclusion,Patient with sore throat and suspicion of GABHS infection could be diagnosed with Centor scoring system as the first line diagnosis in primary care and as a guide to whether to give giving antibiotics or not.

ABSTRAK
Latar belakang: Saat ini, kultur tenggorok merupakan pemeriksaan baku emas yang digunakan untuk
mendiagnosis infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Namun, kultur
tenggorok merupakan pemeriksaan yang mahal dan hasilnya memakan waktu yang lama, sehingga
berbagai kriteria dikeluarkan untuk dapat dipakai sebagai alat diagnostik dan sebagai panduan
penggunaan antibiotik yang rasional pada kasus infeksi saluran napas atas. Salah satunya yaitu Centor
score, tetapi akurasinya masih kontroversial. Tujuan: Menyediakan laporan kasus berbasis bukti
terhadap akurasi dari Centor score sebagai alat diagnostik infeksi saluran napas atas yang disebabkan
oleh bakteri Streptococcus dibandingkan dengan pemeriksaan kultur tenggorok. Laporan kasus: Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan keluhan utama nyeri tenggorokan. Centor score digunakan untuk mendiagnosis pasien ini dan sebagai panduan pemberian antibiotik. Pertanyaan klinis: Pada pasien dengan radang tenggorok,seberapa akurat Centor score dibandingkan dengan kultur tenggorok dalam diagnosis GABHS? Metode: Pencarian literatur dilakukan melalui 4 database dan telaah kritis literatur menggunakan tilikan dari CEBM, University of Oxford University. Hasil: Seluruh studi yang ditelaah valid. Seluruh studi menunjukkan spesifisitas dan negative predictive value (NPV) yang tinggi, serta sensitivitas dan positive predictive value (PPV) yang rendah. Centor score dapat diaplikasikan untuk pasien pada skenario klinis karena bersifat mudah digunakan, biaya yang dikeluarkan terjangkau, dan akurat khususnya pada pasien dewasa. Kesimpulan: Pasien dengan nyeri tenggorok yang dicurigai memiliki infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus dapat ditegakkan diagnosisnya melalui penilaian Centor score di fasilitas layanan tingkat pertama, serta dapat menjadi panduan dalam pemberian antibiotik.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Niken Lestari Poerbonegoro, Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Ika Dwi Mayangsari, Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Dini Widiarni Widodo, Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery

Downloads

Published

2022-07-04