Respon neoadjuvant chemotherapy platinum based pada penderita karsinoma nasofaring di RSUP Dr. Kariadi Semarang
DOI:
https://doi.org/10.32637/orli.v43i2.67Abstract
Latar belakang: Kemoradiasi meningkatkan survival rate pada karsinoma nasofaring (KNF) stadium lanjut. Waktu tunggu radioterapi lebih dari 2 bulan dan keterbatasan alat radiasi mengakibatkan neoadjuvant chemotherapy (NAC) platinum-based menjadi pilihan. Tujuan: Untuk mengetahui respon NAC platinum-based pada KNF. Metode: Penelitian cohort retrospective menggunakan rekam medis di RSUP Dr Kariadi Semarang 2007-2012. Sampel dibagi 2 kelompok: NAC 3 siklus dan lebih dari 3 siklus. Hubungan jumlah siklus dengan respon terapi pada tumor primer nasofaring dan kelenjar limfe leher diuji dengan chi square. Penilaian respon terdiri dari respon positif (complete response (CR), partial response (PR)), respon negatif (stable disease (SD) dan progressive disease (PD)).
Hasil: Dari 97 sampel, 46 mendapat 3 siklus dan 51 lebih dari 3 siklus. Respon positif kelenjar limfe leher pada kelompok 3 siklus sebesar 67,4% (CR 30,5% dan PR 36,9%) dan tumor primer sebesar 50% (CR 11,9% dan PR 38,1%), sedangkan respon positif kelenjar limfe leher pada kelompok lebih dari
3 siklus sebesar 78,4% (CR 56,8% dan PR 21,6%) dan tumor primer sebesar 62,5% (CR 23,9% dan PR 38,6%). Terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah siklus dengan respon tumor primer (p=0,021). Penderita yang tidak mengalami penundaan terapi berpengaruh 4,6 kali lebih besar menyebabkan respon positif dibandingkan dengan yang mengalami penundaan. Jumlah siklus lebih dari 3 berpengaruh 2,8 kali lebih besar menyebabkan respon positif dibandingkan 3 siklus. Kesimpulan: Pemberian NAC platinum-based lebih dari 3 siklus mempunyai respon lebih baik daripada 3 siklus. Faktor penundaan berpengaruh lebih besar terhadap respon dibandingkan jumlah siklus.
Kata kunci: Neoadjuvant chemotherapy platinum-based, respon terapi, karsinoma nasofaring.