Refluks Helicobacter pylori di mukosa hidung penderita rinosinusitis kronik disertai refluks laringofaring
DOI:
https://doi.org/10.32637/orli.v48i2.272Keywords:
rinosinusitis kronik, refluks laringofaring, Helicobacter pylori, qRT-PCR.Abstract
Latar belakang: Rinosinusitis kronik masih menjadi problema di seluruh dunia. Faktor yang berasosiasi dengan Rinosinusitis Kronik (RSK) diduga multifaktorial, salah satunya adalah refluks laringofaring (RLF). Isi refluks cairan lambung antara lain adalah bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang dengan patomekanisme refluks, diduga dapat mencapai mukosa laringofaring bahkan sampai mukosa sinonasal, dan menyebabkan RSK. Tujuan: Mendeteksi H. pylori di mukosa hidung akibat refluks pada penderita RSK disertai RLF. Bila terdeteksi H. pylori, tata laksana harus lebih komprehensif, sehingga diharapkan RSK menjadi terkontrol. Metode: Penelitian deskriptif untuk mengetahui ada tidaknya H. pylori di mukosa sinonasal penderita RSK dengan RLF. Deteksi H. pylori menggunakan teknik quantitative Real Time-Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dari bahan penyikatan mukosa hidung. Hasil: Didapatkan 86 orang penderita RSK disertai RLF, terdiri dari 30 (35%) pasien laki-laki dan 56 (65,0%) pasien wanita, dengan rerata usia 43,25±6,30 tahun. Keluhan RSK terbanyak adalah hidung tersumbat dengan skor VAS > 7 sebesar 76,8%. Skor nasoendoskopi RSK terbesar pada skor 2 untuk edema mukosa sebesar 65,3% dan skor 2 untuk sekret hidung sebesar 58,2%. Rata-rata skor gejala refluks (SGR) adalah 26,43±4,03 dan rata-rata total skor temuan refluks (STR) adalah 11,28±1,21. Hasil pemeriksaan deteksi H. pylori dengan qRT-PCR, 100% tidak menemukan H. pylori dari penyikatan mukosa hidung. Kesimpulan: Refluks berupa H. pylori tidak ditemukan pada mukosa hidung penderita RSK disertai RLF. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan menggunakan gabungan beberapa metode pemeriksaan bersamaan untuk deteksi H. pylori akibat refluks di mukosa sinonasal penderita RSK disertai RLF.
Background: Chronic rhinosinusitis is presently still a worldwide problem. Assosiating factors to chronic rhinosinusitis (CRS) are multifactorial, one of them is laryngopharyngeal reflux (LPR). The gastric juice contains Helicobacter pylori (H. pylori), which by pathologic reflux could reach laryngopharyngeal and sinonasal area causing CRS. Purpose: To detect H. pylori in nasal mucosa caused by reflux, which suspected of causing CRS with LPR disease. Should H. pylori be found in nasal mucosa, the management of the disease must be comprehensive to enable controlling CRS. Methods: A descriptive study to detect H. pylori in nasal mucosa CRS with LPR patients, using Quantitative Real Time-Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) through nasal brushing. Results: Eighty-six CRS with LPR patients as study objects consisted of 30 (35%) male, and 56 (65%) female, the age mean was 43.25±6.3 years old. Visual Analoque Scale (VAS) score for nasal obstruction more than 7 was the highest complaint (76.8%). Nasal endoscopic score of mucosal edema (65.3%) and nasal discharge (58,2%) had score 2. The average total score reflux symptom index (RSI) was 26.43±4.03 and the total score reflux finding score (RFS) was 11.28±1.21. H. pylori detection found negative 100% in CRS with LPR specimens. Conclusion: This study did not find reflux containing H. pylori in nasal mucosa of CRS with LPR patients. Suggesting further study using simultaneously several methods to detect H. pylori in nasal mucosa CRS with LPR patients.