Pengaruh N–asetilsistein terhadap transpor mukosilia tuba Eustachius penderita otitis media supuratif kronis tanpa kolesteatoma
DOI:
https://doi.org/10.32637/orli.v45i2.113Abstract
Latar belakang: Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah radang telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret lebih dari 2 bulan. Pengobatan OMSK saat ini masih belum memuaskan. Peneliti mengharapkan dengan kelebihan dari N–asetilsistein (NAC) dapat memperbaiki transpor mukosilia tuba Eustachius. Tujuan: Penelitian ini bertujuan membandingkan waktu transpor dan penurunan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius penderita OMSK tanpa kolesteatoma sebelum dan setelah diberikan pengobatan, baik pada kelompok pemberian NAC maupun pada kelompok kontrol. Metode: Uji klinis pada 24 subjek penelitian dengan desain penelitian non randomized double blind pre post test control group dengan pendekatan cohort. Hasil: Waktu transpor mukosilia yang dinilai dengan siprofloksasin pada kelompok pemberian NAC sebelum pengobatan sebesar 683,00 detik dan setelah pengobatan sebesar 279,83 detik dengan rerata selisih sebesar 403,17 detik, sedangkan pada kelompok kontrol sebelum pengobatan 538,33 detik dan sesudah pengobatan 225,00 detik dengan rerata selisih sebesar 313,33 detik. Pada penilaian dengan Methylene blue (MB) pada kelompok pemberian NAC sebelum pengobatan sebesar 118,50 detik dan setelah pengobatan sebesar 244,25 detik dengan rerata selisih sebesar 125,75 detik, pada kelompok kontrol sebelum pengobatan 100,67 detik dan sesudah pengobatan 38,33 detik dengan rerata selisih sebesar 62,33 detik. Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada waktu transpor dan penurunan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius penderita OMSK tanpa kolesteatoma sebelum dan setelah diberikan pengobatan NAC baik pada kelompok pemberian NAC maupun kelompok kontrol.
Kata kunci: OMSK tanpa kolesteatoma, transpor mukosilia, N-asetilsistein
ABSTRACT
Background: Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) is a chronic inflammation of the middle ear with tympanic membrane perforation and discharges, for more than 2 months. Treatment of CSOM is still unsatisfactory. We hoped that N–acetylsistein (NAC) could improve the mucociliary transport of Eustachian tube. Purpose: To compare mucociliary transport time and the decrease of Eustachian tube mucociliary transport time in patients after and before treatment between NAC treated group and control group. Method: This was a randomized double blind pre and post test control group clinical trial with cohort approach involving 24 subjects. Result: Mucociliary transport time subjectively in NAC-treated group before and after NAC therapy were 683,00 seconds and 279,83 seconds respectively, with mean difference -403,17 seconds. Mucociliary transport time in control group before and after therapy were 538,33 seconds and 225,00 seconds respectively, with mean difference -313,33 seconds. Mucociliary transport time objectively in NAC-treated group before and after NAC therapy were 118,50 seconds and 244,25 seconds respectively, with mean difference -125,75 seconds. Mucociliary transport time in control group before and after therapy were 100,67 seconds and 38,33 seconds respectively, with mean difference -62,33 seconds. Conclusion: There was no significant difference of mucociliary transport time and the decrease of mucociliary transport time of Eustachian tube in CSOM without cholesteatoma before and after NAC treatment in both of group
Keywords: CSOM without cholesteatoma, mucociliary transport, N-acetylcysteine