Aktinomikosis di tonsil lingualis dan supraglotis sebagai manifestasi klinis pertama pada pasien imunokompromais

Authors

  • Raden Isma Nurul Aini Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin - Bandung
  • Sinta Sari Ratunanda Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin - Bandung
  • W. Wijana Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin - Bandung
  • Agung Dinasti Permana Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin - Bandung
  • Sally Mahdiani Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin - Bandung

DOI:

https://doi.org/10.32637/orli.v47i1.199

Abstract

Latar belakang: Aktinomikosis merupakan infeksi bakteri kronis yang jarang ditemukan (1:300.000orang per tahun). Berbagai faktor risiko dapat mengakibatkan infeksi tersebut, sehingga pengobatan perludilakukan berdasarkan etiologi dan faktor risiko.

Tujuan: Melaporkan dan menganalisis kasus yangjarang, yaitu aktinomikosis di hipofaring dan laring pada penderita dengan HIV-positive, yang menutupidua-pertiga inlet laring dan sfingter esofagus atas.

Kasus: Laki-laki berusia 21 tahun datang dengankeluhan sulit menelan dan rasa mengganjal di tenggorok sejak 2 bulan. Pada pemeriksaan rinolaringoskopididapatkan massa berbenjol pada tonsil lingualis dan supraglotis. Hasil biopsi menunjukkan peradangankronis karena Actinomyces sp.

Metode: Pencarian literatur dilakukan melalui Pubmed, Proquest, ClinicalKey, dan Google Scholar, dengan tidak membatasi tahun pencarian jurnal. Berdasarkan kriteria inklusi daneksklusi, didapatkan tiga artikel yang telah dilakukan critical appraisal.

Hasil: Tidak ditemukan publikasimengenai kasus aktinomikosis servikofasial pada pasien dengan human immunodeficiency virus (HIV)positif. Tiga artikel yang ditemukan menunjukkan bahwa aktinomikosis dapat timbul pada pasien yangimunokompromais dalam jangka waktu lama. Pada tiga artikel yang dianalisis, manajemen aktinomikosisdapat dilakukan dan memberikan hasil yang baik karena telah diketahui faktor risiko sebelumnya. Namunpada kasus ini, infeksi HIV (+) sebagai faktor risiko baru ditemukan setelah manajemen aktinomikosis,dengan tindakan pembedahan dan medikamentosa sehingga memengaruhi outcome dari manajemen pasientersebut.

Kesimpulan: Analisis faktor risiko pada aktinomikosis, seperti keadaan defisiensi imun akibatinfeksi HIV, perlu diinvestigasi secara mendalam sehingga dapat memperbaiki outcome manajemen pasien.

Kata kunci: Aktinomikosis, disfagia, faktor risiko, defisiensi imun, human immunodeficiency virus

 

ABSTRACTS

Background: Actinomycosis is a rare chronic bacterial infection that could be found in humans(incidence rate is 1 per 300,000 per year). There are various risk factors which can promote infection,and the treatment should be based on etiology and risk factors.

Purpose: To present and analyse a caseof HIV-positive 21-year-old man with cervicofacial actinomycosis in hypopharynx and larynx, closingtwo-third of laryngeal inlet and upper esophageal sphincter.

Case: A 21-years old man came with chiefcomplain of swallowing difficulty and blocking sensation in the throat. Rhinolaryngoscopy revealedcauliflower-like masses on lingual tonsil and supraglottic. Biopsy result showed chronic inflammation dueto Actinomyces sp.

Method: Search of literatures was conducted on Pubmed, Proquest, Clinical Key, andGoogle Scholar without limiting years of journals. Based on the inclusion and exclusion criteria, threearticles were obtained as full texts and considered useful for the authors to be analysed.

Result: Authorsdid not find any case reports and other papers discussing cervicofacial actinomycosis with HIV-positivein national and international journals. Three articles revealed that infection due to Actimomyces sp. wasrelated with long-term immunosuppressed conditions. In these articles, actinomycosis managementsshowed good response since their risk factors were known. However in our case, HIV as a predisposingfactor was discovered postoperatively, and after pharmacological treatment of actinomycosis had beenadministerred, affecting outcome and next management of this patient.

Conclusion: In-depth analysisof actinomycosis predisposing factors, HIV infection should be included in order to improve the patientmanagement outcome.

Keywords: Actinomycosis, risk factor, immunocompromised, human immunodeficiency virus

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-07-10

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2